Ilmuwan : Carl Friedrich
Gauss
Carl
Friedich Gauss (1977-1855) adalah seorang ahli matematika dan ilmuwan dari
Jerman. Gauss yang kadang-kadang dijuluki “Pangeran Ahli Matematika”.
Disejajarkan dengan Isaac Newton dan Archimedes sebagai salah satu dari tiga
ahli matematika yang terbesar yang pernah ada. (Febryan, 2013).
Pada suatu hari saat ia bahkan belum
berusia tiga tahun, melalui cara dramatis orang tuanya mulai menyadari
kejeniusan Carl Friedrich Gauss. Ketika itu ayahnya tengah menyiapkan gaji
mingguan untuk para buruh bawahannya, dan Gauss memperhatikan dengan diam-diam
dari pojok ruangan. Setelah perhitungan yang panjang dan membosankan. Gauss
tiba-tiba memberi tahu ayahnya bahwa terdapat kesalahan dalam perhitungannya
dan memberikan jawaban yang benar, yang diperoleh hanya dengan memikirkannya
(tanpa menulisnya). Yang mengherankan orang tuanya adalah setelah diperiksa
ternyata perhitungannya benar.
Menurut sebuah cerita, pada
umur 10 tahun Carl Friedrich Gauss dengan mudah menjawab dalam beberapa detik
soal yang diberikan gurunya. Ia membuat gurunya dan Martin Bartels asistennya
terkagum-kagum dengan memberikan rumus untuk menghitung jumlah suatu deret
aritmatika berupa perhitungan deret 1+2+3+4+….100. Metode yang mengira daftar
angka-angka dari 1 sampai 100 adalah penambahan yang berurut memasangkan
terminologi dari kebalikan yang tiada batas dan hasil jumlah yang serupa
:1+100=101, 2+99=101 dan seterusnya. Meski cerita ini hampir sepenuhnya benar,
soal yang diberikan gurunya sebenarnya lebih sulit dari itu.
Meskipun
Gauss memiliki keahlian matematika, Ayah Gauss tidak mendukung sepenuhnya
karena lebih menginginkan Gauss untuk mengikuti jejak ayahnya sebagai Tukang
Batu. Akan tetapi, Ibu Gauss mendukung penuh hasrat Gauss dalam mendalami Ilmu
Matematika dan itupun dikuatkan dengan Gauss mendapatkan beasiswa
Collegiumcarolinum oleh Duke dari Braunshweigh dari tahun 1792 hingga 1795. Setelah
itu Gauss melanjutkan pendidikanya ke University
Gottingen tahun 1795 hingga 1798. Selama di Universitas Gauss menemukan
beberapa teorema yang salah satu terobosanya yaitu terjadi ditahun 1796 dimana
ia menunjukkan bahwa semua sudut banyak dengan sejumlah sisi mana adalah suatu
format utama dan sebagai konsekuensi, segi banyak itu dengan manapun jumlah
sisi, yang mana adalah jumlah produk dari format terpisah yang utama dan suatu kekuatan dapat dibangun oleh sudut dan
garis.
Tahun 1796
menjadi tahun paling produktif bagi Gauss untuk teori angka dan jumlah. Ia
menemukan suatu konstruksi dari heptadecagon (30 Maret). Ia menemukan
perhitungan yang modular, sangat menyederhanakan manipulasi dalam jumlah
theorema. Ia menjadi yang pertama membuktikan hukum hal timbal balik kuadrat (8
April). Ini sungguh peraturan umum mengijinkan para ahli matematika untuk
menentukan kemampuan tentang segala persamaan kuadrat di perhitungan yang
modular.
Dalil bilangan prima (31 Mei), memberikan
suatu pemahaman yang baik bagaimana bilangan prima dibagikan di antara bilangan
bulat. Gauss juga menemukan bahwa tiap-tiap bilangan bulat yang positif adalah
bisa menghadirkan sebagai penjumlahan dari paling banyak tiga angka yang
bersegi tiga (10 Juli) dan di catatan buku hariannya ada kata-kata yang
terkenal,”Heureka! Num=.+.+..”. Tangga l Oktober ia menerbitkan suatu
hasil pada banyaknya solusi dari polynomials dengan koefisien di bidang yang
terbatas.Pada tahun 1799 setelah menerima gelar, Gauss kembali ke Brunswick
dari pengembaraan studinya. Dia lulus dengan gelar doctoral dari Universitas
Helmstedt dengan disertasi tentang teori dasar aljabar.
Pada tahun 1801, memberikan beberapa
kontribusi penting ke dalam Matematika, dengan bukunya Disquisitiones
Arithmaticae, yang memperkenalkan sebuah simbol Ξ untuk pencocokan dan
digunakan pada sebuah presentasi Modular Arithmatic memberikan 2 buah bukti
tentang hukum Quadratic Reciprocity.
Pada tahun yang sama seorang
Astronomi asal Italia, Giuseppe Piazzi menemukan planet kecil yang diberi nama
Ceres. Piazzi hanya mampu melacak Ceres selama 3 bulan, mengikutinya pada 3
derajat sepanjang langit malam. Lalu planet itu menghilang secara sementara
dibalik matahari. Beberapa bulan kemudian saat Ceres seharusnya muncul lagi,
Piazzi tidak bisa menemukannya.
Gauss yang mendengar hal ini langsung mencoba
memecahkan permasalahannya. Setelah 3 bulan yang intens dengan penelitian, dia
akhirnya bisa mempridiksi posisi Ceres pada Desember 1801, hampir setahun
setelah pertama kali ditemukan, dan ternyata penilitian Gauss memiliki
keakuratan hinggi setengah derajat saat Ceres ditemukan lagi oleh Franz Xaver
Von Zach.
Zach mengatakan, ‘Tanpa pengetahuan dan
perhitungan dari Gauss, kita tidak mungkin menemukan planet Ceres lagi’.
Meskipun Gauss bilang bahwa dia melakukan hal tersebut semata – mata karena
dukungan finansial dari Duke, dia meragukan aturan tersebut, dan tidak percaya
bahwa murni matematika tidaklah cukup untuk mendukungnya. Meskipun begitu, ia
ditunjuk menjadi Professor dibidang Astronomi dan menjadi Direktur Pusat
Observasi Astronomi di Gottingen, sebuah posisi yang dia jabat hingga akhir
masanya.
Pada tahun 1818 Gauss menggunakan kemampuan
berhitungnya untuk penggunaan praktik, menggunakannya untuk Survey Geodesis di
Kerajaan Hanover. Untuk membantu survey tersebut, dia menciptakan sebuah alat
bernama Heliotrope, sebuah alat yang menggunakan kaca untuk memantulkan cahaya
matahari menuju sebuah tempat yang sangat jauh, untuk mengukur posisi tempat
tersebut. Pada tahun 1821, dia diangkat menjadi anggota Royal Swedish Academy
of Science.
Pada tahun 1831, Carl Friedrich Gauss
membentuk sebuah kolaborasi yang menguntungkan dengan seorang professor fisika
bernama Wilhelm Weber, dimana mereka menemukan sebuah pengetahuan baru tentang
Magnetisme (termasuk penggunaan magnet berdasarkan berat, waktu, dan panjang)
dan penemuan Hukum Sirkuit Kirchoff pada bidang elektronik.
Pada tahun 1840, Gauss menerbitkan bukunya
yang paling berpengaruh, Diopstriche , dimana dia memberikan
analisis sistematis yang pertama pada formasi gambar dibawah Paraxial
Approximation. Diantara beberapa hasil Gauss, dia menunjukkan dibawah
pendekatan paraxial , sebuah sistem optik dapat dikarakteristikan berdasarkan
posisi kardinal-nya, dan dia memberikan Formula Lensa Gauss.
Banyak sekali manfaat
dari ilmu matematika dan kebanyakan dapat dipraktekkan langsung dalam kehidupan
sehari-hari. Istilah jembatan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pantas
dilontarkan kepada ilmu matematika. Sebagai contoh, kemajuan yang pesat
sekarang pada bidang informasi dan tekhnologi luar angkasa bisa dikatakan
karena kemajuan ilmu fisika. Tetapi fisika tanpa matematika sama saja dengan
manusia tanpa tangan dan kaki, ia hanya siap bekerja namun tidak dapat
melakukannya.
Dalam
perkembangan teknologi informatika, matematika memberikan kontribusi
tersendiri. Berbagai aplikasi dan program di computer tidak lepas dari
penerapan ilmu matematika. Tekhnologi yang semakin berkembang ini menunjukkan
perkembangan manusia dalam menerapkan aplikasi matematika dalam mengembangkan
bidang lain.
Semakin
banyaknya orang yang mendambakan kepraktisan mengakibatkan trend penyakit
bergerser ke arah tumor dan kanker. Untuk kanker sendiri, penyebab utamanya
adalah zat karsinogenik yang biasanya terbentuk oleh makanan yang bersentuhan
dengan api secara langsung, banyak dijumpai pada makanan yang dibakar. Ayam
bakar dan kawan-kawan memang lezat, namun kita tetap harus menjaga diri dari
penyakit kanker. Berkembangnya teknologi kedokteran menjadikan pengobatan kanker
yang tadinya menggunakan kemoterapi (yang sakitnya minta ampun), beralih ke
pengobatan dengan high energy inonizing radiationyang relatif lebih
cepat, lebih efektif dan lebih nyaman (meskipun lebih mahal), salah
satunya sinar-X, karena tidak mungkin tubuh manusia di bongkar pasang.
Lantas, dimana matematika berperan? Matematika berperan dalam menghitung volume kanker. dan koordinat-koordinatnya dengan penerapan kalkulus (bisa integral cakram, cincin, lipat 2, bahakan lipat 3), karena umumnya sel kanker tidak mungkin bebentuk prisma, tabung, kerucut atau limas yang mudah sekali dihitung volumenya. Pasca itu dokter spesialis onkologi radiasi akan menghitung persamaan intensitas laser yang digunakan (salah hitung bisa bahaya, misal kasus pada kanker (maaf) payudara, kalau salah beberapa mm saja, atau intensitasnya kelebihan sedikit ada peluang kena jantung tuh laser, kalau intensitas kurang, sel kanker mungkin bisa jadi kebal). Memang tidak semua dokter spesialis onkologi radiasi dibantu oleh ahli dosimetri, yang matematikanya jago banget.
Para
ilmuwan matematika (matematikawan) termasuk Carl Friedrich Gauss telah
mengembangkan berbagai cabang ilmu matematika, salah satunya adalah ilmu
statistika. Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi dan mempersentasikan data, sedang
statistik adalah data, informasi atau hasil penerapan algortima statistika pada
suatu data. Dari kumpulan data, statistika dapat digunakan untuk menyimpulkan
atau mendeskripsikan data, ini dinamakan statistika deskriptif. Sebagian besar
konsep dasar statistika mengasumsikan teori probabilitas.
Penemuan
Gauss dalam Ilmu Matematika sangatlah penting untuk perkembangan Ilmu Ilmu
lainya di zaman modern ini. Kecerdasanya yang Gauss perlihatkan saat berumur 3
tahun dengan menemukan kesalahan perhitungan gaji tukang batu ayahnya serta
saat beliau berumur 10 tahun dapat menghitung deret matematika 1 hingga 100
dengan terminologi kebalikan tiada batas menjadi bukti ketangguhanya mendalami
Matematika.
Tahun
1796 hingga 1840 menjadi masa kontribusi teraktifnya Gauss dalam matematika.
Tahun 1796 sendiri Gauss memiliki penemuan
diantaranya :
-
Konstruksi dari Heptadecagon ( 30 Maret )
yaitu sebuah metode untuk membangun heptadecagon hanya menggunakan
kompas dan straightedge dan juga menunjukkan bahwa hanya poligon dengan jumlah
sisi tertentu dapat dibangun.
-
Menjadi orang pertama yang dapat membuktikan
hukum hal timbal balik kuadrat ( 8 April ) Hukum ini memudahkan untuk
menentukan pecahan dalam setiap persamaan kuadrat dalam modul aritmatika.
-
Dalil bilangan prima (31 mei)
-
Menemukan bahwa tiap – tiap bilangan bulat
positif dapat menjadi hasil penjumlahan tiga angka yang bersegitiga (10 juli)
-
Menemukan banyaknya solusi dari polynomials dengan
koefisien di bidang yang terbatas ( 1 Oktober )
Tahun 1801 Gauss memiliki penemuan :
-
Berkontribusi dalam pebuktian dalam hukum Quadratic Reciprocity dari buku beliau
yang berjudul Disquisitiones Arithmaticae.
-
Memecahkan masalah Astronomi dari Italia
bernama Giuseppe Piazzi tentang pelacakan planet kecil yang dinamakan Ceres.
Tahun 1818 Gauss memiliki penemuan :
-
Membuat alat bernama Heliotrope dari kaca
untuk memantulkan cahaya matahari ke tempat yang jauh agar dapat menghitung
suatu posisi benda. Alat ini dibuat untuk membantu Survey Geodesis di kerajaan
Hannover.
Tahun 1831 Gauss memiliki penemuan :
-
Menemukan pengetahuan baru tentang Magnetisme
dengan kolaborasinya bersama Professor Wilhelm Webber.
-
Menemukan Hukum Sirkuit Kirchoff pada bidang
elektronik.
Tahun 1840 Gauss memiliki penemuan :
-
Menerbitkan Buku berjudul Diopstriche yang
berisi analisis sistematis pada formasi gambar dibawah Paraxial Approximation.
DAFTAR
PUSTAKA
Febryan, R. 2013. Johann Carl Friedrich Gauss Biografi
http://anrusmath.files.wordpress.com/2009/06/eliminasi-gauss-jordan.pdf (diakses 1 Juli 2017)
Fathurrohman, M. 2014. Biografi Carl Friedrich Gauss-Penemu
Teori Bilangan
https://blogpenemu.blogspot.co.id/2014/06/biografi-carl-friedrich-gauss-penemu-Teori-Bilangan.html?m=1
(diakses 1 Juli 2017)
Syafitri, A. 2011. The Time Line of Mathematics
http://misteryofmathematics.blogspot.co.id/2011/06/time-line-of-mathematics_11.html
(diakses 1 Juli 2017)
biografiku.com. 2009. Biografi Carl Fiedrich Gauss – Penemu Teori
Bilangan
http://www.biografiku.com/2009/01/biografi-carl-friedrich-gauss.html
( diakses 1 Juli 2017)
Muhammad, I. 2013. Biografi Carl Fiedrich Gauss
http://ikhszy.blogspot.co.id/2013/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
( diakses 1 Juli 2017)